BUDAYA MELAYU MASYARAKAT
SIAK SRI INDRAPURA
MAKALAH
BUDAYA MELAYU MASYARAKAT SIAK SRI INDRAPURA
TUGAS MATA KULIAH
(TAMADUN MELAYU)
DOSEN
DR. AGUS MANDAR, M.SI
KELOMPOK :
1.
2.
3.
4.
5.
FAKULTAS ILMU SOSIAL
(AKUNTANSI 1 A)
UNIVERSITAS ISLAM KUANTAN SINGINGI
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah budaya melayu masyarakat siak sri indrapura.
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah budaya melayu masyarakat siak sri indrapura.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua kami masing-masing dan terima kasih kepada dosen tamadun melayu yang telah membimbing kami agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun makalah ini,dan dengan perjuangan kelompok dapat menyusun makalah ini.
makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang BUDAYA MELAYU MASYARAKAT SIAK SRI INDRAPURA, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh kami dengan berbagai hambatan, baik suka maupun duka, baik itu yang datang dari diri kami masing-masing maupun yang datang dari luar. Kendala kami dalam menulis karya tulis ilmiah ini adalah brayawaktu, serta berbagai hal yang tidak dapat kami sebutkan.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga karya makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja khususnya bagi diri kami sendiri, para pelajar dan semua yang membaca karya makalah kami ini, dan mudah-mudahan dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam makalah tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah kami ini.
Terimakasih.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga karya makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja khususnya bagi diri kami sendiri, para pelajar dan semua yang membaca karya makalah kami ini, dan mudah-mudahan dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam makalah tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah kami ini.
Terimakasih.
i
Daftar Isi
Kata Pengantar .................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................
1.1. Sejarah masyarakat siak ...............................................................
1.2. Gambaran wilayah siak................................................................
BAB 2 SISTEM KEHIDUPAN MASYARAKAT SIAK SRI INDRAPURA .....................................................................................
2.1. Adat istiadat..................................................................................
2.2. kesenian ......................................................................................
2.3. makanan.......................................................................................
2.4. pakaian..........................................................................................
2.5 kebudayaan..................................................................................
2.6. tempat usaha .................................................................................
BAB 3 PENUTUP ...............................................................................................
3.1. Kesimpulan ..................................................................................
Daftar Pustaka.......................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. SEJARAH MASYARAKAT
Siak adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau yang dulunya merupakan pusat kesultanan Islam terbesar di Riau yaitu Siak Sri Indrapura. Warisan kebesarannya pun hingga kini masih nampak di berbagai sudut kota. Sejarahnya yang panjang telah meninggalkan warisan peradaban Melayu yang mengagumkan dan pantas dibanggakan Indonesia.
Siak semakin banyak diminati wisatawan mengingat di sini berdiam banyak sisa bangunan bersejarah sisa dari Kesultanan Siak Sri Indrapura hingga bangunan peninggalan Hindia Belanda. Beberapa yang sering dikunjungi wisatawan adalah Istana Siak, Masjid Sultan, Makam Marhum Buantan, Balai Kerapatan Tinggi, Wisata Bahari Danau Pulau Besar, Wisata Sungai dan Wisata Agro, Taman Hutan Raya Sultan Syarif Qasyim, Monumen Pompa Angguk, Bangunan Peninggalan Belanda, dan Kapal Kato. Dengan beragam peninggalan tersebut membuat Kota Siak menjadi salah satu lokasi wisata sejarah yang sayang untuk dilewatkan.
Kesultanan Siak Sri Indrapura didirikan pada 1723 M oleh Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah, yaitu putra Raja Johor Sultan Mahmud Syah. Kesultanan Melayu Islam yang terbesar di Riau ini mengalami masa kejayaan pada abad ke-16 hingga abad ke-20. Kesultanan ini memiliki hubungan erat dengan kerajaan Malaka dan Johor-Riau. Kini pun seakan tidak lepas dari sejarahnya, Kabupaten Siak masuk dalam wilayah segitiga pertumbuhan (growth triangle) Indonesia – Malaysia – Singapura.
Sungai Siak yang membelah wilayah Kabupaten Siak merupakan sungai terdalam di Indonesia dan berfungsi sebagai sarana transportasi dan perhubungan. Selain Sungai Siak ada juga sungai lainnya di Siak, yaitu: Sungai Mandau, Sungai Gasib, Sungai Apit, Sungai Tengah, Sungai Rawa, Sungai Buantan, Sungai Limau, dan Sungai Bayam. Ada pula beberapa danau, yaitu: Danau Ketialau, Danau Air Hitam, Danau Besi, Danau Tembatu Sonsang, Danau Pulau Besar, Danau Zamrud, Danau Pulau Bawah, Danau Pulau Atas dan Tasik Rawa.
Ada beragam makna dari kata siak, sebagian mengatakan itu berasal dari nama tumbuhan yang banyak terdapat di daerah ini yaitu yaitu siak-siak. Kata Siak Sri Inderapura dalam bahasa Sanskerta berasal dari kata sri (bercahaya), indra (raja), dan pura (kota atau kerajaan), secara harfiah bermakna pusat kota raja yang taat beragama. Dalam anggapan masyarakat Melayu bahwa kata siak berarti sangat bertali erat dengan agama Islam, yaitu orang siak adalah orang yang ahli agama Islam, jadi apabila seseorang hidupnya tekun beragama dapat dikatakan sebagai orang siak.
Kabupaten Siak awalnya merupakan wilayah Kabupaten Bengkalis yang kemudian berubah status menjadi Kecamatan Siak. Berikutnya, tahun 1999 berubah menjadi Kabupaten Siak dengan ibu kota Siak Sri Indrapura. Kabupaten Siak dikenal sebagai penghasil minyak bumi dengan standard terbaik di Indonesia. Tambang Minyak Bumi ini berada di Kecamatan Siak, Sungai Apit dan Minas yang dikelola oleh PT. Chevron dan PT. Kondur Petroleum SA.
Kota Siak memiliki nuansa yang tenang, bersih, dan ramah masyarakatnya. Salah satu icon terbaru kota ini adalah Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah. Keberadaannya selain sebagai sarana transportasi juga menjadi tujuan wisata di daerah ini.
1.1. GAMBARAN WILAYAH
Sebelumnya kawasan ini merupakan bagian dari Kesultanan Siak Sri Inderapura. Di awal kemerdekaan Indonesia, Sultan Syarif Kasim II, merupakan Sultan Siak terakhir menyatakan kerajaannya bergabung dengan negara Republik Indonesia. Kemudian wilayah ini menjadi wilayah Kewedanan Siak di bawah Kabupaten Bengkalis yang kemudian berubah status menjadi Kecamatan Siak. Pada tahun 1999 berdasarkan UU No. 53 Tahun 1999, meningkat statusnya menjadi Kabupaten Siak dengan ibukotanya Siak Sri Indrapura.
Secara geografis Kabupaten Siak terletak pada koordinat 10 16’ 30” — 00 20’ 49” Lintang Utara dan 100 54’ 21” 102° 10’ 59”Bujur Timur. Secara fisik geografls memiliki kawasan pesisir pantai yang berhampiran dengan sejumlah negara tetangga dan masuk kedalam daerah segitiga pertumbuhan (growth triangle) Indonesia - Malaysia - Singapura.
Bentang alam Kabupaten Siak sebagian besar terdiri dari dataran rendah di bagian Timur dan sebagian dataran tinggi di sebelah barat. Pada umumnya struktur tanah terdiri dan tanah podsolik merah kuning dan batuan dan alluvial serta tanah organosol dan gley humus dalam bentuk rawa-rawa atau tanah basah. Lahan semacam ini subur untuk pengembanganpertanian, perkebunan dan perikanan. Daerah mi beriklim tropis dengan suhu udara antara 25° -- 32° Celsius, dengan kelembaban dan curah hujan cukup tinggi.
Selain dikenal dengan Sungai Siak yang membelah wilayah Kabupaten Siak, daerah ini juga terdapat banyak tasik atau danau yang tersebar di beberapa wilayah kecamatan. Sungai Siak sendiri terkenal sebagai sungai terdalam di tanah air, sehingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi, terutama sebagai sarana transportasi dan perhubungan. Namun potensi banjirdiperkirakan juga terdapat pada daerah sepanjang Sungai Siak, karena morfologinya relatif datar.
Selain Sungai Siak, daerah ini juga dialiri sungai-sungai lain, yaitu: Sungai Mandau, Sungai Gasib, Sungai Apit, Sungai Tengah, Sungai Rawa, Sungai Buantan, Sungai Limau, dan Sungai Bayam. Sedangkan danau-danau yang tersebar di daerah ini adalah: Danau Ketialau, Danau Air Hitam, Danau Besi, Danau Tembatu Sonsang, Danau Pulau Besar, Danau Zamrud, Danau Pulau Bawah, Danau Pulau Atas dan Tasik Rawa.
Berdasarkan perhitungan sikius hidrologi, 15% surplus air dan curah hujan rata-rata bulanan menjadi aliran permukaan, maka memungkinkan terjadinya banjir musiman pada bulan-bulan basah. Dan analisis data curah hujan diketahui bahwa bulan basah berlangsung pada bulan Oktober hingga Desember, sedangkan bulan kering pada bulan Juni hingga Agustus. Distribusi curah hujan semakin meninggi ke arah Pegunungan Bukit Barisan di bagian barat wilayah Provinsi Riau.
1. Kabupaten Siak berbatasan dengan beberapa wilayah yaitu :
Kabupaten Siak telah berkembang menjadi beberapa kecamatan, yaitu:
1. Kecamatan Bunga Raya
6. Kecamatan Siak
7. Kecamatan Sabak Auh
8. Kecamatan Tualang
9. Kecamatan Minas
10. Kecamatan Sungai Apit
11. Kecamatan Pusako
12. Kecamatan Lubuk Dalam
13. Kecamatan Sungai Mandau
14. Kecamatan Mempura
Penduduk
Tahun
|
2000
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
2010
|
Jumlah penduduk
| ||||||
Sejarah kependudukan Kabupaten Siak
|
Pada tahun 2000 penduduk Kabupaten Siak tercatat 238.786 ribu jiwa. Dalam waktu 5 tahun kemudian penduduk Kabupaten Siak menjadi 309.845 jiwa. Dari tahun 2010-2005penduduk Kabupaten Siak menaik drastis sekitar 71.059 jiwa. Dan Hasil SP2010 penduduk Kabupaten Siak berkembang 377.200 jiwa. Dapat diketahui jika laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Siak dari tahun 2000-2010 sekitar 4,29 persen/tahun.
20.900
| |
26.600
| |
58.700
| |
22.900
| |
18.600
| |
21.400
| |
9.900
| |
104.000
| |
25.800
| |
25.000
| |
5.100
| |
17.000
| |
7.200
| |
14.100
|
1.1.TUJUAN
· Tujuan umum : secara umum tujuan pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetauhi dan memahami tentang budaya melayu masyarakat siak sri indrapura.
· Tujuan khusus : secara khusus pembuatan makalah ini bbertujuan untuk mengikuti proses pembelajaran dalam mata pelajaran tamadun melayu.
BAB II
SISTEM KEHIDUPAN MASYARAKAT
SIAK SRI INDRAPURA
2.1. ADAT ISTIADAT
A. Adat Melayu diKerajaan Siak
Kerajaan Siak adalah pusat pemerintahan yang dipimpin oleh seorang Sultan dengan orang-ornag besarnya, sehingga yang dilakukan dalam acara adat mempunyai sopan santun yang telah diatur oleh Kerajaan dan Datuk- datuk dari Ketua Suku. Setiap pelanggaran adat dan sopan santun oleh rakyatnya akan mendapat hukuan atau sanksi yang sesuai dengan pelanggarannya. Didalam adat kerajaan siak ada beberapa aturan yaitu :
1. Adat Sebenar Adat
Maksud dari Adat Sebenar Adat adalah prinsip-prinsip adat dikerajaan Siak yang tidak dapat diubah-ubah karena sudah tersimpul dalam adat yang bersendikan syarak. Untuk itu ketentuan addat yang bertentangan dengan hukum syarak Islam tidak boleh dipakai lagi. Jika terjadi benturan maka hukum syaraklah yang berlaku dominan, hal ini telah disabdakan oleh Sultan Siak Raja Kecik sewaktu beliau dinobatkan. Misalnya : Dalam berpakaian haruslah menutup aurat.
2. Adat yang diadatkan
Adat ini adalah adat yang dibuat oleh Kerajaan Siak oleh Sultan yang sedang berkuasa sebagai pemimpin pemerintahan dinegeri Siak bersama Dewan Datuk sebagi penasehat Sultan pada kurun waktu tertentu dan masa berlakunya adat yang diadatkan ini ialah sepanjang belum dirubah oleh penguasa berikutnya atau Sultan penggantinya. Contohnya : Warna pakaian yang boleh dipakai oleh Datuk, orang besar kerajaan dan isterinya, dilarang memakai warna kuning karena itu adalah warna pakaina sultan dan keluarganya.
3. Adat yang Teradat
Adat ini adalah adat yang disusun bersama oleh Datuk-datuk kepala suku dengan pemuka-pemuka dinegeri Siak pada masa kerajaan dahulu sejak berdirinya Kerajaan Gasib sampai Kerajaan Siak yang dipimpin oleh Raja Kecik.
Adat ini turun temurun dalam masyarakat melayu siak yang telah lama mentradisi dan sudah menjadi pegangan bersama yang harus ditaati oleh rakyat siak. Terutama pantang durhaka kepada raja dan kepada orang tua karena sumpah raja dan orang tua sangat makbul.
Adat ini menanamkan sopan santun kepada masyarakat dan rakyatnya terutama kepada anak cucunya yang merupakan pewaris negeri siak.adat sopan santun sangat diutamakan dalam masyarakat melayu siak. Dikerajaan Siak hidup dan berkembang kebudayaan Tradisional yang kuat yang bernafaskan Islam, hal ini terlihat dari beberapa upacara adat dimulai dari kelahiran sampai kematian. kebudayaan tersebut akan dipaparkan pada pembahasan selanjutnya.
B. Kebudayaan Kerajaan Siak
1. Upacara menujuh bulan
Upacara menujuh bulan yaitu upacara adat yang dilaksanakan pada saat seorang ibu yang hamil anak sulungdalam usia kandungan tujuh bulan.
2. Upacara aqiqah, memberi nama, cukur rambut dan turun mandi.
Upacara ini dilakukan secara bersamaan, dimana anak yang baru dilahirkan dalam usia tujuh hari atau lebih, diaqiqahkan dengan menyembelih satu ekor kambing untuk anak perempuan dan dua ekor kambing untuk anak laki-laki. Bersamaan dengan itu dilakukan kenduri dengan menjemput orang rmai dan pada saat itu rambut sibayi digunting, ditepung tawari sambil dibacakan puji-pujian kepad Rasul dan kemudian dibacakan doa selamt dan doa member nama. Seterusnya bayi diturunkan memijak tanah dan dimandikan dan terakhir diayun dibuaian.
3. Upacar Khitanan dan Khatam Al-Qur'an anak laki-laki
Setiap anak laki-laki berusia sekitar sebelas tahun dikhitankan, dan sebelum dikhitankan dianya haruslah sudah khatam Al-Qur'an.
4. Upacara Perkawinan Pinangan
a. Merisik
Awal dalam menentukan jodoh guna mengetahui tentnag diri masing-masing calon yang meliputi keIslamannya, budi pekerti atau kepribadiannya,pengetahuan, sudah berpunya atau belum dan lain sebagainya.
b. Meminang
Setelah didapati penjelasan yang lengkap dan dinyatakan sesuai, maka pihak lelaki melakukan perminangan kepada si Dara yang diingini melalui perutusan orang yang dituakan. Pada saat meminang ini juga diserahkan tanda pengikat berupa sebuah cincin emas belah rotan kepad siDara.
c. Mengantar Belanja
Untuk persiapan pelaksanaan kenduri perkawinan, maka pihak lelaki menyerahkan sejumlah uang kepada pihak perempuan dan beberapa barang-barang antaran untuk keperluan pengantin perempuan sebagai pengiring dari uang dimaksud, yang disebuat " Antaran Belanja"
d. Pelaksaan pernikahan ( hari akad nikah )
Untuk melaksanakan hari pernikahan ini dilakukan beberapa untaian acara, diantaranya : - Menggantung Yaitu memasang kembes ( tenda ) membuat pelamin, menghias rumah dan kamar pengantin. - Berinai Kedua calon pengantin dipasangkan inai pada ujung jari tangan, ujung jari kaki serta telapak tangan dan telapak kaki. Acara ini dilakukan pada malam hari sehingga disebut " Malam Berinai ". - Berandam Berandam adalah kegiatan membersihkan diri calon pengantin, terutama pengantin perempuan dengan mencukur bulu roma diwajah, merapikan alis, anak rambut dikening maupun ditengkuk dan diakhiri dengan mandi air wewangian dan air tolak bala. - Akad nikah ( hari mengucap ijab Kabul ) Akad nikah adalah suatu uapacar yang sacral menurut syariat Agama Islam, dimana orang tua ( ayah ) pengantin perempuan menikahkan anaknya dengan seorang perjaka dan saling berikrar yang disebut Ijab Kabul. Selesai akad nikah dilakukan menyembah orang tua ( ayah & ibu ) dan seterusnya dilakukan upacaratepuk tepung tawar kedua pengantin secara bergantian didahului oleh pengantin perempuan yang didudukkan diatas pelaminan secara bergantian. Setelah selesai acara tepuk tepung tawar dibacakan doa oleh seorang ulama islam. Mohon keselamatan dan kebahagian kedua pengantin menjadi keluarga sakinah, mawaddah dan warrahmah. - Hari Langsung ( Hari Bersanding ) Pada hari yang telah disepakati dilakukan hari bersanding, dimana pengantin laki- laki diarak dari rumah orang tuanya kerumah pengantin perempuan, diiringi dengan music kompang dan sampai didepan halaman rumah pengantin perempuan disambut dengan silat, dan setelah silat selesai bertukar tepak antara kedua belah pihak dan juga ditaburkan beras kunyit sebagai mengelu-elukan kedatangan pengantin. Pengantin laki-laki menuju pintu rumah dan dipintu dilakukan pantun berbalas antara pihak yang datang dengan pihak tuan rumah yang disebut dengan pantun buka pintu. Setelah pintu dibuka maka pengantin laki-laki masuk kedalam rumah dan didudukkan dipelaminan, disana sudah duduk pengantin perempuan menunggu kedatangan pengantin laki-laki. Setelah beberapa saat duduk bersanding yang disaksikan oleh khalayak ramai maka kedua peengantin dibawa turun kemuka pelaminan untuk acara makan beradab antara dua pengantin dan didampingi oleh sanak saudara dan keluarga kedua belah pihak. Makna makan beradab adalah memberikan tujuk agar kepada kedua pengantin bagaimana tata cara makan bersama suami isteri serta keluarga. - Mandi Damai Mandi damai dilakukan setelah tiga hari upacara hari langsung atau acara bersanding. Mandi damai ini dilaksanakan setelah terdapatnya perdamaian antara pengantin laki-laki dan perempuan bahwa pengantin perempuan suci adanya. Upacara mandi damai ini dilangsungkan dihalaman rumah pengantin perempuan dengan membuat balai-balai menyerupai pelaminan yang dihiasi dengan daun kelapa muda dan bunga – bunga hidup. Bagian dari upacara ini dilakukan acara berarak kumbo taman dimana semua peralatan mandi berikut kelengkapannya seperti tepak sirih, air wewangian, air tujuh bunga, buah kelapa, mayang pinang, cermin, cincin diikat bersambung benang, talam berisikan beras dan padi serta peralatan lainnya, yaitu semprotan air dari batang buluh ( bambu ). Setelah selesai acara mandi damai maka kedua pengantin berganti pakaian dengan pakaian kering dan dilakukan acara mengasah gigi, maksud dari mengasah gigi ini, bahwa pertanda pengantin perempuan itu sudah mempunyai suami yang syah, akhir dari acara ini dilakukan acara menyembah orang tua kedua belah pihak. - Berkunjung kerumah mertua Maksud dari berkunjung kerumah mertua ini adalah untuk membina silahturahmi antara kedua keluarga. Biasanya mertua dari pengantin perempuan ini member buah tangan untuk dipakai oleh anak menantunya semasa beliau masih hidup bersama.
5. Meninggal Dunia
Bila seseorang telah meninggal dunia, oleh keluarga yang ditinggal melaksanakan upacara Fardhu Kifayah yaitu memandikan, mengkafani , menshalatkan dan dimakamkan. Pada hari-hari tertentu sesudah itu yaitu hari ketiga, ketujuh, keempat puluh, keseratus sesudah kematian diadakan kenduri untuk arwah sambil membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an.
6. Upacara adat lainnya
· Upacara adat lainnya yang terdapat didalam Kerajaan Siak, antara lain :
· Uapacara membuka tanah peladangan
· Upacara mendirikan dan menaiki rumah baru
· Upacara pengobatan tradisional
· Upacara menyambut hari-hari besar islam
· Upacara menyambut bulan suci Ramadhan antara lain acara petang megang dengan mandi air limau dan wangi-wangian.
· Uapacara menyambut Hari Raya Idul Fitri, menyambut hari kemenangan bagi umat islam seperti adanya malam Lailatul Qadar, Malam Tujuh Likur ( malam 27 ramadhan ) dengan memasang lampu colok beraneka bentuk
· Upacara menghalau penyakit dalam kampung, dengan melakukan Ratib Beranyut
· Upacara-upacara lainnya yang tidak bertentangan dengan syariat islam.
Bentuk-bentuk upacara budaya dan adat sudah mentradisi dimasyarakat Melayu kerajaan Siak semenjak dari zaman raja terdahulu dari zaman pendiri kerajaan Siak Sultan Abdul Jalil Rakhmad Syah dan keturunannya. Sebagaimana diungkapkan oleh orang tua-tua bahwa : Adat tak boleh dianjak-anjak, Tak boleh dialih-alih, Jika dianjak dia layu, jika dialih dia mati. Sampai saat ini adat istiadat ini sebagian besar masih dianut oleh masyarakat Siak.
1.2. KESENIAN
Warisan seni dan budaya Melayu terus terjaga sampai saat ini. Dalam festival Siak Bermadah sajian itu dikemas dalam aneka rupa dan rasa. Mengikuti rentak dan kemajuan zaman yang membuat siapa saja terpesona menyaksikannya.
Acara ini merupakan kalender tahunan yang digelar menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Siak. Di festival itu digelar stand yang menampilkan potensi dari tiap kecamatan serta tentunya pentas hiburan rakyat. Festival Siak Bermadah merupakan sebuah rangkaian visualisasi tradisi seni budaya Melayu yang telah menjadi darah dan daging bagi orang-orang Siak, dalam keseharian dan tutur laku. Madah yang bermakna sebuah perkataan, ucapan, syair senandung yang indah yang keluar dari bangsa Melayu itu sendiri. Festival Siak Bermadah ini merupakan wadah kreasi dan inovasi yang dilakukan para insan-insan yang bergelut dalam seni dan budaya, melalui hasil karya yang inovatif dan kreatif memiliki nilai plus. Dari tahun ke tahun budaya dan seni menunjukkan kemajuan dan peningkatan. Para seniman telah melahirkan ide-ide kreativitas melalui hasil karya yang ditampilkan. Ini menandakan bahwa budaya Melayu itu, sangat relevan dengan kondisi dan perkembangan zaman. Adalah para tamu undangan yang diundang dari daerah lain, baik dari kabupaten yang terdapat di provinsi Riau, provinsi di luar Provinsi Riau dan dari luar negeri dan jazz festival, yakni sebuah konsep baru untuk menyemarakkan Festival Siak Bermadah. Sementara itu ada banyak perlombaan diadakan, antara lain; lomba rebana, senandung menidurkan anak, marhaban dan berzanji, nasyid, tari zapin tradisi; lagu Melayu, joget serampang dua belas, berbalas pantun, lawak Melayu, bujang dan dara, tari kreasi, syair berpasangan, bazar dan pameran, adat istiadat mengarak pengantin dan lomba dai cilik. (sumber : Riauterkini dan Riaupos)
TENUN SIAK
Kerajinan tangan yang sangat terkenal dari Siak semenjak dahulu adalah kerajinan industri rumah yaitu kerajinan tenunan, karena berasal dari Siak maka dinamakan Kain Tenun Siak. Semasa dahulu pekerjaan menenun hanya dikenal di lingkungan istana saja sebagai pekerjaan sambilan. Namun sesuai dengan perkembangan zaman, pekerjaan menenun merembes keluar tembok istana. Tenun Siak adalah tenunan yang dibuat (ditenun) dengan menggunakan benang katun atau benang sutera yang diberi motif benang emas dengan berbagai motif seperti pucuk rebung, siku keluang, tampuk manggis, dan lain-lain. Dengan dimekarkannya Siak menjadi Kabupaten, perhatian pemerintah terhadap perkembangan tenunan Siak semakin besar, dan tenunan Siak sebagai barang bawaan atau cinderamata khas dari Siak semakin diminati oleh para kolektor, masyarakat pemakai, dan para pelancong yang datang ke Siak.
EJARAH TENUN SIAK : Orang pertama yang memperkenalkan Tenun ini adalah seorang pengrajin yang didatangkan dari Kerajaan Terengganu Malaysia pada masa Kerajaan Siak diperintah oleh Sultan Sayid Ali. Seorang wanita bernama Wan Siti Binti Wan Karim dibawa ke Siak Sri Indrapura, beliau adalah seorang yang cakap dan terampil dalam bertenun dan beliau mengajarkan bagaimana bertenun kain songket. Karena pada saat itu hubungan kenegerian Kesultanan Siak dengan negeri-negeri melayu di semenanjung sangat lah erat, terutama juga dalam hal seni dan budaya melayu yang satu. Pada awalnya tenun yang diajarkan adalah merupakan tenun tumpu dan kemudian bertukar ganti dengan menggunakan alat yang dinamakan dengan “Kik”, dan kain yang dihasilkan disebut dengan kain Tenun Siak. Pada awalnya kain Tenun Siak ini dibuat terbatas bagi kalangan bangsawan saja terutama Sultan dan para keluarga serta para pembesar kerajaan di kalangan Istana Siak. Kik adalah alat tenun yang cukup sederhana dari bahan kayu berukuran sekitar 1 x 2 meter. Sesuai dengan ukuran alatnya, maka lebar kain yang dihasilkan tidaklah lebar sehingga tidak cukup untuk satu kain sarung, maka haruslah disambung dua yang disebut dengan kain “Berkampuh”. Akibatnya untuk mendapatkan sehelai kain, terpaksa harus ditenun dua kali dan kemudian hasilnya disambung untuk bagian atas dan bagian bawah yang sudah barang tentu memakan waktu yang lama. Dalam bertenun memerlukan bahan baku benang, baik sutera ataupun katun berwarna yang dipadukan dengan benang emas sebagai ornamen (motif) atau hiasan. Dikarenakan benang sutera sudah susah didapat, maka lama kelamaan orang hanya menggunakan benang katun. Dan pada saat ini pula kain Tenun Songket Siak dikembangkan pula pembuatannnya melalui benang sutera. Nama-nama motif tenun Songket Riau itu antara lain, Pucuk Rebung, Bunga Teratai, Bunga Tanjung, Bunga Melur, Tapuk Manggis, Semut Beriring, Siku Keluang. Semua motif ini dapat pula saling bersenyawa menjadi bentuk motif baru.
Makanan Khas dan Cafe di Turab
Ada beragam kuliner yang tersedia di sepanjang cafe-cafe di turab, mulai dari masakan laut sampai masakan khas melayu. Banyak cafe maupun warung-warung makan di sepanjang Turab sungai Siak. Tak hanya sebagai tempat kuliner namun cocok juga sebagai lokasi untuk duduk-duduk sambil menikmati pemandangan Sungai Siak. Banyaknya Cafe-cafe di sepanjang Turab sungai Siak ikut memacu kreativitas dalam dekorasi-dekorasi unik dari cafe-cafe yang ada, tersedia juga model Pondok yang lucu.
1.1. PAKAIAN
Berikut Penjelasan pakaian adat yang berada di provinsi riau yang dapat bukde info rangkum secara singkat. Ada 4 Jenis pakaian adat yang sering digunakan oleh masyarakat provinsi Riau, Berikut beberapa jenis pakaian adat dan penjelasannya.
1. Pakaian Upacara Adat
Gambar : Pakaian Upacara Adat
Pakaian Upacara Adat digunakan sesuai apa yang sedang ada acaranya, Seperti upacara penobatan raja, upacara penerimaan anugerah, upacara penyambutan tamu, dan lain sebagainya, masyarakat Melayu Riau menggunakan jenis pakaian adat yang berbeda. Laki-laki menggunakan Baju Kurung Cekak Musang, sedangkan para perempuan menggunakan baju Baju Kurung Tulang Belut (gadis) dan Baju Kebaya Laboh Cekak Musang (setengah baya) yang dibuat dari kain sutra.
Baju kebaya yang dikenakan saat upacara adat ada 2 jenis, yaitu yang berwarna hitam dan berwarna kuning. Warna hitam digunakan saat upacara penobatan raja, pembesar, menteri, atau datuk. Sedangkan kebaya berwarna kuning digunakan saat upacara penerimaan tamu agung atau upacara penerimaan anugerah. Saat mengenakan baju adat tersebut, para perempuan akan dihias rambutnya dengan sanggul joget, yaitu sanggul lipat pandan dengan hiasan bunga goyang di bagian atasnya, jurai panjang di sebelah kanan, serta jurai pendek di sebelah kiri.
2. Pakaian Upacara Perkawinan
Gambar : Pakaian Perkawinan
Baju pengantin laki-laki adat Melayu bernama Baju Kurung Cekak Musang (Baju Kurung Teluk Belanga). Baju adat Riau ini dilengkapi dengan kain sarung yang memiliki warna dan motif sesuai baju kurungnya. Beberapa ornamen lain seperti mahkota di kepala, sebai berwarna kuning di bahu bagian kiri, sepatu runcing, rantai panjang di leher, canggai di kelingking, dan keris berkepala burung serindit diselipkan di pinggang kiri.
Adapun untuk pengantin perempuan, mereka akan mengenakan pakaian yang bermacam-macam tergantung dari upacaranya. Saat upacara malam berinai, mereka menggunakan baju kurung teluk belanga, saat upacara berandam, menggunakan baju kurung kebaya pendek saat upacara akad nikah menggunakan baju kurung teluk, dan saat upacara bersanding menggunakan kebaya laboh.
3. Pakaian Keseharian
Gambar : Pakaian Keseharian
Pakaian keseharian adalah pakaian yang digunakan saat melakukan aktivitas sehari-hari. Dibandingkan jenis pakaian adat Riau yang lain, pakaian keseharian terbilang sangat sederhana. Tidak terlalu banyak pernik dan aksesoris. Berdasarkan usia pemakainya, pakaian keseharian dibedakan menjadi 3 yaitu:
· Pakaian Keseharian untuk Anak-anak Pakaian keseharian anak laki-laki dalam adat Riau disebut baju monyet. Baju ini dipadukan dengan celana panjang atau tanggung, lengkap dengan kopiah atau kain segiempat sebagai penutup kepalanya. Sementara untuk anak perempuan, pakaian yang digunakan berupa baju kurung dengan motif bunga-bunga. Pakaian keseharian adat Riau untuk anak-anak ini biasa digunakan saat mereka mengaji atau menuntut ilmu.
· Pakaian Keseharian untuk Dewasa Laki-laki Melayu yang sudah dewasa mengenakan pakaian yang bernama baju kurung cekak musang. Baju ini dikenakan bersama kain sarung dan kopiah. Sementara perempuan Melayu dewasa memilih 3 jenis baju yang disebut Baju Kebaya Pendek, Baju Kurung Laboh, dan Baju Kurung Tulang Belut. Baju-baju ini digunakan bersama kain selendang sebagai penutup kepala saat pergi berladang.
· Pakaian Keseharian untuk Orangtua Laki-laki sepuh atau setengah baya mengenakan Baju Kurung Cekak Musang atau Baju Kurung Teluk Belanga yang dibuat dari bahan kain lejo atau kain katun. Sementara perempuan sepuhnya menggunakan Baju Kurung Teluk Belanga, Baju Kebaya Pendek dan Kebaya Laboh lengkap dengan selendang dikenakan sebagai kerudung.
4. Pakaian Resmi
Gambar : Pakaian Resmi
Di masa silam, pakaian resmi adat Riau hanya dikenakan saat ada pertemuan resmi kerajaan. Akan tetapi, saat ini baju tersebut lebih sering digunakan dalam acara resmi kepemerintahan. Pakaian adat Riau yang resmi untuk laki-laki adalah Baju Kurung Cekak Musang yang dikenakan lengkap bersama kopiah dan kain sarung tenun. Baju Kurung Cekak Musang sendiri dibuat dari bahan jenis kain kualitas tinggi, seperti kain satin atau kain sutra.
Adapun untuk perempuan, pakaian resmi yang digunakan adalah Kebaya Laboh. Bahan yang digunakan untuk membuat pakaian tersebut adalah kain tenun khas buatan masyarakat di daerah-daerah Riau, seperti Siak, Indragiri, Trengganu, dan lain sebagainya. Kebaya untuk gadis dibuat dengan panjang hingga 3 jari di atas lutut, sementara untuk perempuan setengah baya dibuat 3 jari di bawah lutut.
Demikian pembahasan 4 jenis pakaian adat provinsi riau yang digunakan oleh masyarakat riau. semoga dapat membantu pembaca untuk menambah wawasannya.
2.4. MAKANAN KHAS
Tanah Melayu memiliki ragam kuliner yang tidak biasa dan terpengaruh dari kekayaan budayanya. Makanan-makanan Melayu bercita-rasa yang kuat dan kaya . Jika Anda berkunjung ke Riau dan daerah lainnya
1. Bolu Kemojo
Makanan Khas Siak: Bolu Kemojo
Bolu Kemojo adalah makanan khas Melayu Riau. Kue ini selalu jadi hidangan istimewa pada saat hajatan / kenduri dan sering disajikan untuk menu buka puasa serta jadi sajian bagi tamu dihari raya Idul Fitri.
Jika Anda melancong ke Pekanbaru, Batam, atau kota-kota lain di Propinsi Riau, jangan sampai tak mencicipi dan tidak membawa pulang Bolu Kemojo sebagai oleh-oleh.
Jika Anda melancong ke Pekanbaru, Batam, atau kota-kota lain di Propinsi Riau, jangan sampai tak mencicipi dan tidak membawa pulang Bolu Kemojo sebagai oleh-oleh.
2. Roti Jala dan Roti Canai
Makanan Khas Siak: Roti Canai
Roti jala & Roti Canai adalah makanan yang berasal dari India dan di adopsi oleh Indonesia. Biasanya makanan ini disuguhkan bersama kare.
3. Asidah
Makanan Khas Siak: Asidah
Kue ini namanya Asidah, teksturnya lembut dan rasanya manis perpaduan rempah spt cengkeh, kayu manis dan daun pandan. yg anehnya kue ini dimakan pake bawang goreng. kue ini bisa dibentuk sesuka hati.
4. Kue Bangkit
Makanan Khas Siak: Kue Bangkit
Kue kering ini berbahan dasar tepung rasanya manis,renyah dan enak. Rasanya manis legit dengan rasa lembut dilidah, juga gurih.
5. Cencalok
Makanan Khas Siak: Cencalok
Cencalok ialah sejenis lauk dalam hidangan tradisional melayu. makanan ini dibuat dari udang halus, cencaluk mengandungi kandungan protein yang tinggi.
6. Lempuk Durian
Makanan Khas Siak: Lempuk Durian
Lempuk Durian adalah salah satu Jenis Makanan Khas dari Riau yang terbuat dari Durian, lempuk ini berbentuk seperti dodol. Selain di Riau,lempuk juga dapat dijumpai di daerah lain di Sumatera. Siapa yang tak kenal dengan lempuk durian, “Makanan Khas Riau” ini berasal dari Kabupaten Bengkalis, bahkan lempuk sudai menjadi ikon Bengkalis, jika kita berkunjung ke Bengkalis kurang lengkapnya jikanya tidak membeli buah tangan Lempuk Durian.
7. Es Laksamana Mengamuk
Makanan Khas Siak: Es Laksamana Mengamuk
Es Laksamana Mengamuk merupakan minuman dingin yang menggunakan buah kuini sebagai bahan utama. Konon, keberadaan minuman ini berawal dari mengamuknya seorang laksamana di kebun kuini. Laksamana tersebut mengamuk lantaran istrinya dibawa lari oleh pemilik kebun kuini tersebut. Sang laksamana menebas-nebaskan pedangnya ke seluruh penjuru, hingga puluhan buah kuini hancur karena kemarahannya ini. Usai sang laksamana menuntaskan kemarahannya dan pulang, orang-orang di sekitar kebun kuini mengambil puluhan buah kuini yang sudah tercincang dan terhampar di rumput. Pada awalnya, orang-orang tersebut bingung, akan diapakan buah kuini yang telah terpotong-potong tersebut. Hingga salah seorang wantia, mencampurkan potongan-potongan buah kuini itu dengan air santan dan gula merah. Jadilah minuman segar, yang pada waktu itu, langsung dinikmati oleh orang sekampung.
8. Es Air Mata Pengantin
Makanan Khas Siak: Es Air Mata Pengantin
Es air mata pengantin terdiri dari bermacam agar-agar berwarna-warni. Es ini sekaligus dilengkapi biji selasih, nata de coco, dan blewah serta serutan es batu.
2.4. KEBUDAYAAN
Kerajaan Siak Sri Indrapura merupakan sebuah Kerajaan Melayu yang pernah berdiri di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Indonesia. Siak Sri Inderapura merupakan kerajaan Islam, yang didirikan di Buantan oleh Raja Kecik dari Pagaruyung bergelar Sultan Abdul Jalil pada tahun 1723, setelah sebelumnya terlibat dalam perebutan tahta Johor. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya Kesultanan Siak muncul menjadi sebuah kekuatan yang diperhitungkan di pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaya di tengah tekanan Imperialisme Eropa. Jangkauan terjauh pengaruh kerajaan ini sampai ke Sambas di Kalimantan Barat, sekaligus mengendalikan jalur pelayaran antara Sumatera dan Kalimantan.
Kerajaan Melayu Siak berkembang dan tumbuh dari zaman berdirinya Kerajaan Gasib yang menganut agama Hindu / Budhab yang merupakan perpecahan Kerajaan Sriwijaya yang pernah berpusat diMuara Takus pada abad ke XI-XII, Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan yang berkembang dengan pesat dan gemilang pada zamannya. Kerajaan Sriwijaya yang pernah berpusat diMuara Takus, runtuh pada abad awal abad XIII, sehingga timbul kerajaan-kerajaan kecil yang masih menganut agama Hindu / Budha seperti diLubuk Jambi, Keritang, Kandis, Bintan dan Tumasik.
Kerajaan Gasib adalah perpecahan kerajaan Sriwijaya yang masih menganut agama Hindu / Budha, yang kesenian dan kebudayaannya berhubungan dengan agama yang dianutnya. Sisa-sisa dari kebudayaan itu terdapat dimasyarakat Gasib saat ini dan masih berakulturasi dengan kebudayaan dan kesenian Melayu Siak yang sudah menganut agama islam, seperti memakai Dupa apabila membaca do'a. kerajaan Siak adalah pewaris dari kerajaan Melaka, Johor Riau, maka adat dan budaya dikerajaan siak adalah adat dan budaya bersendikan syariat islam yang disebut addat bersendi syarak, dan syarak bersendikan kitabullah. Bagi orang Melayu Siak, yang disebut orang Melayu itu adalah beradat istiadat Melayu, berbahasa Melayu dan beragama islam. Jadi adat dan budayanya bernafaskan islam, jika seseorang massuk islam maka ia disebut orang Melayu.
Raja Kecik sebagai pendiri kerajaan siak telah meletakkan islam sebagai agama resmi dikerajaan siak, yang diumukan semasa beliau dinobatkan sebagai Sultan siak pertama yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rakhmad Syah. Kerajaan siak adalah keturunan Kerajaan Melaka yang tidak terlepas dari kebudayaan dan keseniannya tidak terlepas dari Kerajaan Melayu Melaka, namum terdapat pengaruh unsur-unsur adat dan budaya serta kesenian dari suku-suku yang telah lama mendiami negeri Siak. Selain itu ada juga pengaruh dari budaya dan kesenian dari Cina, Thailand , Arab, Persi, India serta suku-suku pendatang dari Nusantara Indonesia menyebabkan terjadinya akulturasi kebudayaan asli Siak dengan mereka sehingga terbentuk kebudayaan dikerajaan siak,
Pasang surut kerajaan ini tidak lepas dari persaingan dalam memperebutkan penguasaan jalur perdagangan di Selat Malaka. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Sultan Siak terakhir, Sultan Syarif Kasim II, menyatakan kerajaannya bergabung dengan Republik Indonesia. Dari proses yang banyak terjadi dalam kerajaan siak menghasilkan berbagai adat dan kebudayaan, yang akan dipaparkan pada pembahasan selanjutnya diantaranya :
A. Adat Melayu di Kerajaan Siak
Kerajaan Siak adalah pusat pemerintahan yang dipimpin oleh seorang Sultan dengan orang-ornag besarnya, sehingga yang dilakukan dalam acara adat mempunyai sopan santun yang telah diatur oleh Kerajaan dan Datuk- datuk dari Ketua Suku. Setiap pelanggaran adat dan sopan santun oleh rakyatnya akan mendapat hukuan atau sanksi yang sesuai dengan pelanggarannya. Didalam adat kerajaan siak ada beberapa aturan yaitu :
1. Adat Sebenar Adat
Maksud dari Adat Sebenar Adat adalah prinsip-prinsip adat dikerajaan Siak yang tidak dapat diubah-ubah karena sudah tersimpul dalam adat yang bersendikan syarak. Untuk itu ketentuan addat yang bertentangan dengan hukum syarak Islam tidak boleh dipakai lagi. Jika terjadi benturan maka hukum syaraklah yang berlaku dominan, hal ini telah disabdakan oleh Sultan Siak Raja Kecik sewaktu beliau dinobatkan. Misalnya : Dalam berpakaian haruslah menutup aurat.
2. Adat yang diadatkan
Adat ini adalah adat yang dibuat oleh Kerajaan Siak oleh Sultan yang sedang berkuasa sebagai pemimpin pemerintahan dinegeri Siak bersama Dewan Datuk sebagi penasehat Sultan pada kurun waktu tertentu dan masa berlakunya adat yang diadatkan ini ialah sepanjang belum dirubah oleh penguasa berikutnya atau Sultan penggantinya. Contohnya : Warna pakaian yang boleh dipakai oleh Datuk, orang besar kerajaan dan isterinya, dilarang memakai warna kuning karena itu adalah warna pakaina sultan dan keluarganya.
3. Adat yang Teradat
Adat ini adalah adat yang disusun bersama oleh Datuk-datuk kepala suku dengan pemuka-pemuka dinegeri Siak pada masa kerajaan dahulu sejak berdirinya Kerajaan Gasib sampai Kerajaan Siak yang dipimpin oleh Raja Kecik. Adat ini turun temurun dalam masyarakat melayu siak yang telah lama mentradisi dan sudah menjadi pegangan bersama yang harus ditaati oleh rakyat siak. Terutama pantang durhaka kepada raja dan kepada orang tua karena sumpah raja dan orang tua sangat makbul.
Adat ini menanamkan sopan santun kepada masyarakat dan rakyatnya terutama kepada anak cucunya yang merupakan pewaris negeri siak.adat sopan santun sangat diutamakan dalam masyarakat melayu siak. Dikerajaan Siak hidup dan berkembang kebudayaan Tradisional yang kuat yang bernafaskan Islam, hal ini terlihat dari beberapa upacara adat dimulai dari kelahiran sampai kematian. kebudayaan tersebut akan dipaparkan pada pembahasan selanjutnya.
B. Kebudayaan Kerajaan Siak
1. Upacara menujuh bulan
Upacara menujuh bulan yaitu upacara adat yang dilaksanakan pada saat seorang ibu yang hamil anak sulungdalam usia kandungan tujuh bulan.
1. Upacara aqiqah memberi nama, cukur rambut dan turun mandi
Upacara ini dilakukan secara bersamaan, dimana anak yang baru dilahirkan dalam usia tujuh hari atau lebih, diaqiqahkan dengan menyembelih satu ekor kambing untuk anak perempuan dan dua ekor kambing untuk anak laki-laki. Bersamaan dengan itu dilakukan kenduri dengan menjemput orang rmai dan pada saat itu rambut sibayi digunting, ditepung tawari sambil dibacakan puji-pujian kepad Rasul dan kemudian dibacakan doa selamt dan doa member nama. Seterusnya bayi diturunkan memijak tanah dan dimandikan dan terakhir diayun dibuaian.
2. Upacar Khitanan dan Khatam Al-Qur'an anak laki-laki
Setiap anak laki-laki berusia sekitar sebelas tahun dikhitankan, dan sebelum dikhitankan dianya haruslah sudah khatam Al-Qur'an.
3. Upacara adat perkawinan
Upacara adat perkawinan ini terbagi dalam beberapa tahap upacara, antara lain sebagai berikut.
· Merisik Pelaksaan merisik ini dilakukan secara bertahap oleh keluarga pihak laki-laki. Mereka mengirim utusan kepada pihak keluarga perempuan terutama kedua orang tuanya dengan maksud menanyakan kepada keluarga perempuan itu apakah anak gadisnya telah dipinang orang atau sudah mengikat janji dengan seseorang. Seandainya belum, maka kedatangan mereka untuk menjalin hubungan kekeluargaan. Tahap ini dilakukan oleh orang tua pria setelah mendapat informasi dari anak bujangnya bahwa ada seorang dara yang telah menjadi idaman hatinya, maka dilaksanakanlah acara merisik secara diam-diam kepada sang gadis. Acara merisik ini bertujuan untuk mengetahui tingkah laku dan sopan santun calon manantu tersebut baik terhadap orang tuanya, keluarganya, dan masyarakat di kampung. Di samping itu, juga pula di selidiki bagaimana ketekunannya mengurus rumah tangga, pandai atau tidak tidak bertenun, serta ketaatannya dengan perintah allah. Hal demikian juga tidak lepas dari penyilidikan orang tua pihak wanita terhadap calon menantunya, apakah pemuda itu menghormati orang tua, sopan santun serta senang bergaul sesama di kampung, rajin bekerja dan sifat terpuji lainnya. Seandainya hal yang telah di ingat oleh kedua belah pihak berkenan maka di lanjutkan upacara berikutnya.
· Meminang Setelah mendapat kepastian dari si gadis maupun keluarganya maka di lakukan acara meminang dengan terlebih dahulu mengirim utusan orang tua-tua yang bijaksana, pandai bertutur secara adat melayu serta di iringi tepak sirih sebagai pembuka kata. Upacara meminang ini dilakukan dengan bahasa pantun dan pepatah petitih sehingga upacara yang di maksud dapat di sampaikan. Kata berbalas, gayung bersambut, dapat mufakat bila antaran belanja dilaksanakan.
· Acara hantaran belanja Antar belanja atau yang biasanya dikenal dengan dilakukan beberapa hari sebelum upacara akad atau sekaligus menjadi satu rangkaian dalam upacara akad nikah. Jika antar belanja diserahkan pada saat berlangsungnya acara perkawinan, maka antar belanja diserahkan sebelum upacara akad nikah. Beramai-ramai, beriring-iringan, kerabat calon pengantin laki-laki membawa antara belanja kepada calon pengantin wanita. Konsep pemikiran dari upacara antar belanja adalah simbol dari peribahasa-peribahasa seperti rasa senasib sepenanggungan,rasa seaib dan semalu, yang berat sama dipikul yang ringan sama dijinjing. Makna dalam upacara antar belanja ini adalah rasa kekeluargaan yang terbangun antara keluarga pengantin laki-laki dan pengantin perempuan. Oleh karena makna dan tujuannnya adalah membangun rasa kekeluargaan, maka tidak dibenarkan jumlah diantarkan menimbulkan masalah yang menyakiti perasaan di antara mereka. Ungkapan adat mengajarkan: Adat Melayu sejak dahulu Antar belanja menebus malu Tanda senasib seaib semalu Berat dan ringan bantu-membantu .
· Menggantung Acara mengantung-gantung diadakan beberapa hari sebelum perkawinan atau persandingan dilakukan. Bentuk kegiatan dalam upacara ini biasanya disesuaikan dengan adat di masing-masing daerah yang berkisar pada kegiatan menghiasi rumah atau tempat akan dilangsungkannya upacara pernikahan, memasang alat kelengkapan upacara, dan sebagainya. Yang termasuk dalam kegiatan ini adalah: membuat tenda dan dekorasi, menggantung perlengkapan pentas, menghiasi kamar tidur pengantin, serta menghiasi tempat bersanding kedua calon mempelai. Upacara ini menadakan bahwa budaya gotong-royong masih sangat kuat dalam tradisi Melayu. Upacara ini harus dilakukan secara teliti dan perlu disimak oleh orang-orang yang dituakan agar tidak terjadi salah pasang, salah letak, salah pakai, dan sebagainya. Ungkapan adat mengajarkan hal ini sebagai berikut: Adat orang berhelat jamu Menggantung-gantung lebih dahulu Menggantung mana yang patut Memasang mana yang layak Sesuai menurut alur patutnya Sesuai menurut adat lembaga Supaya helat memakai adat Supaya kerja tak sia-sia Supaya tidak tersalah pasang Supaya tidak tersalah pakai.
· Malam berinai Adat atau upacara berinai merupakan pengaruh dari ajaran Hindu. Makna dan tujuan dari perhelatan upacara ini adalah untuk menjauhkan diri dari bencana, membersihkan diri dari hal-hal yang kotor, dan menjaga diri segala hal yang tidak baik. Di samping itu tujuannya juga untuk memperindah calon pengantin agar terlihat lebih tampak bercahaya, menarik, dan cerah. Upacara ini merupakan lambang kesiapan pasangan calon pengantin untuk meninggalkan hidup menyendiri dan kemudian menuju kehidupan rumah tangga. Dalam ungkapan adat disebutkan: Malam berinai disebut orang Membuang sial muka belakang Memagar diri dari jembalang Supaya hajat tidak terhalang Supaya niat tidak tergalang Supaya sejuk mata memandang Muka bagai bulan mengambang Serinya naik tuah pun datang Berinai bukan sekadar memerahkan kuku, namun memper- siapkan pengantin agar dapat menjalani pernikahan tanpa aral halangan. Upacara ini dilakukan pada malam hari, yaitu dimalam sebelum upacara perkawinan dilangsungkan. Bentuk kegiatannya bermacam-macam asalkan bertujuan mempersiapkan pengantin agar tidak menemui masalah di kemudian hari. Dalam upacara ini yang terkenal biasanya adalah kegiatan memerahkan kuku, tetapi sebenarnya masih banyak hal lain yang perlu dilakukan. Upacara ini dilakukan oleh Mak Andam dibantu oleh sanak famili dan kerabat dekat. Upacara berinai bagi pasangan calon pengantin dilakukan dalam waktu yang bersama-sama. Hanya saja, secara teknis tempat kegiatan ini dilakukan secara terpisah, bagi pengantin perempuan dilakukan di rumahnya sendiri dan bagi pengantin laki-laki dilakukan di rumahnya sendiri atau tempat yang disinggahinya. Namun, dalam adat perkawinan Melayu biasanya pengantin lak-laki lebih didahulukan.
· Upacara berandam Upacara berandam dilakukan pada sore hari ba'da Ashar yang dipimpin oleh Mak Andam didampingi oleh orang tua atau keluarga terdekat dari pengantin perempuan. Awalnya dilakukan di kediaman calon pengantin perempuan terlebih dahulu yang diringi dengan musik rebana. Setelah itu baru kemudian dilakukan kegatan berandam di tempat calon pengantin laki-laki. Sebelum berandam kedua calon pengantin harus mandi berlimau dan berganggang terlebih dahulu. Makna dari upacara berandam adalah membersihkan fisik (lahiriah) pengantin dengan harapan agar batinnya juga bersih. Makna simbolisnya adalah sebagai lambang kebersihan diri untuk menghadapi dan menempuh hidup baru. Sebagaimana disebutkan dalam ungkapan adat: Adat Berandam disebut orang Membuang segala yang kotor Membuang segala yang buruk Membuang segala sial Membuang segala pemali Membuang segala pembenci Supaya seri naik ke muka Supaya tuah naik ke kepala Supaya suci lahir batinnya Kecantikan budi mestilah yang utama keelokan paras tiada boleh terlupa. Untuk itulah, Mak Andam merias calon pengantin agar kemolekan makin ternampak nyata./ Berandam yang paling utama adalah mencukur rambut karena bagian tubuh ini merupakan letak kecantikan mahkota perempuan. Di samping itu, berandam juga mencakup kegiatan: mencukur dan membersihkan rambut-rambut tipis sekitar wajah, leher, dan tengkuk; memperindah kening; menaikkan seri muka dengan menggunakan sirih pinang dan jampi serapah. Setelah berandam kemudian dilakukan kegiatan mandi tolak bala, yaitu memandikan pengantin dengan menggunakan air bunga dengan 5, 7, atau 9 jenis bunga agar terlihat segar dan berseri. Kegiatan ini harus dilakukan sebelum waktu shalat ashar. Mandi tolak bala kadang disebut juga dengan istilah ''mandi bunga''. Tujuan mandi ini adalah menyempurnakan kesucian, menaikkan seri wajah, dan menjauhkan dari segala bencana. Dalam ungkapan adat disebutkan: Mandi Bunga atau Mandi Tolak Bala bukan sekadar untuk meng- harumkan raga, namun agar jiwa bersih suci, jauh dari iri dengki Hakekat mandi tolak bala Menolak segala bala Menolak segala petaka Menolak segala celaka Menolak segala yang berbisa Supaya menjauh dendam kesumat Supaya menjauh segala yang jahat Supaya menjauh kutuk dan laknat Supaya setan tidak mendekat Supaya iblis tidak melekat Supaya terkabul pinta dan niat Supaya selamat dunia akhirat
· Upacara khatam al-qur'an Pelaksanaan upacara khatam Qur'an biasanya dilakukan setelah upacara berandam dan mandi tolak bala sebagai bentuk penyempurnaan diri, baik secara lahir maupun batin. Upacara khatam Qur'an sebenarnya bermaksud menunjukkan bahwa pengantin perempuan sudah diajarkan oleh kedua orang tuanya tentang bagaimana mempelajari agama Islam dengan baik. Dengan demikian, sebagai pengantin perempuan dirinya telah dianggap siap untuk memerankan posisi barunya sebagai istri sekaligus ibu dari anak-anaknya kelak. Di samping itu tujuan lainnya adalah untuk menunjukkan bahwa keluarga calon pengantin perempuan merupakan keluarga yang kuat dalam menganut ajaran Islam, sebagaimana dinyatakan dalam ungkapan adat: Pendidikan boleh tiada tamat, ijazah boleh tiada dapat, tetapi khatam Al Qur'an tiada boleh terlewat. Dari kecil cincilak padi Sudah besar cincilak Padang Dari kecil duduk mengaji Sudah besar tegakkan sembahyang Upacara ini dipimpin oleh guru mengajinya atau orang tua yang ditunjuk oleh keluarga dari pihak pengantin. Upacara ini khusus dilakukan oleh calon pengantin perempuan yang biasanya perlu didampingi oleh kedua orang tua, atau teman sebaya, atau guru yang mengajarinya mengaji. Mereka duduk di atas tilam di depan pelaminan. Mereka membaca surat Dhuha sampai dengan surat al-Fatihah dan beberapa ayat al-Qur'an lainnya yang diakhiri dengan doa khatam al-Qur'an v Acara akad nikah Ketika rombongan calon pengantin laki-laki Upacara akad nikah merupakan inti dari seluruh rangkaian upacara perkawinan. Sebagaimana lazimnya dalam adat perkawinan menurut ajaran Islam, upacara akad nikah harus mengandung pengertian ijab dan qabul. Dalam ungkapan adat disebutkan bahwa: Seutama-utama upacara pernikahan Ialah ijab kabulnya Di situlah ijab disampaikan Si situlah kabul dilahirkan Di situlah syarak ditegakkan Di situlah adat didirikan Di situlah janji dibuhul Di situlah simpai diikat Di situlah simpul dimatikan Tanda sah bersuami isteri Tanda halal hidup serumah Tanda bersatu tali darah Tanda terwujud sunnah Nabi Dengan terucapnya ijab dan kabul, tanggung jawab ayah atas anak gadisnya beralih sudah kepada menantu laki-laki. Pemimpin upacara ini biasanya adalah kadi atau pejabat lain yang berwenang. Setelah penyataan ijab dan qabul telah dianggap sah oleh para saksi, kemudian dibacakan doa /walimatul urusy/ yang dipimpin oleh kadi atau orang yang telah ditunjuk. Setelah itu, baru kemudian pengantin laki-laki mengucapkan /taklik/ (janji nikah) yang dilanjutkan dengan penandatanganan Surat Janji Nikah. Penyerahan mahar oleh pengantin laki-laki baru dilakukan sesudahnya.
· Upacara sembahan Setelah upacara akad nikah selesai dilakukan seluruhnya, kedua pengantin kemudian melakukan upacara menyembah kepada ibu, bapak, dan seluruh sanak keluarga terdekat. Makna dari upacara ini tidak terlepas dari harapan agar berkah yang didapat pengantin nantinya berlipat ganda. Acara ini dipimpin oleh orang yang dituakan bersama Mak Andam. Sembah sujud kepada orang tua tiada boleh lupa, agar tuah dan berkah turun berlipat ganda.
· Tepuk tepung tawar Setelah upacara menyembah selesai, kemudian dilanjutkan dengan upacara tepuk tepung tawar. Makna dari upacara adalah pemberian doa dan restu bagi kesejahteraan kedua pengantin dan seluruh keluarganya, di samping itu juga bermakna sebagai simbol penolakan terhadap segala bala dan gangguan yang mungkin diterimanya kelak. Upacara ini dilakukan oleh unsur keluarga terdekat, unsur pemimpin atau tokoh masyarakat, dan unsur ulama. Yang melakukan tepung tawar terakhir juga bertindak sebagai pembaca doa. /Tepuk Tepung Tawar hakikatnya adalah pertanda, bahwa para tetua melimpahkan restu dan doa, bahwa marwah pengantin kekal terjaga. Dalam ungkapan adat disebutkan bahwa makna dari Tepuk Tepung Tawar adalah : Menawar segala yang berbisa Menolak segala yang menganiaya Menepis segala yang berbahaya Mendingin segala yang menggoda Menjauhkan dari segala yang menggila Jadi, upacara Tepuk Tepung Tawar bermakna sebagai doa dan pengharapan. Dalam pantun nasehat disebutkan: Di dalam Tepuk Tepung Tawar, terkandung segala restu, terhimpun segala doa, terpateri segala harap, tertuang segala kasih sayang. Dalam pantun lain disebut juga bahwa:
Tepung tawar untuk penawar Supaya hidup tidak bertengkar Wabah penyakit tidak menular Semua urusan berjalan lancar Kegiatan ini dilakukan dengan rincian: menaburkan tepung tawar ke telapak tangan kedua pengantin, mengoleskan inai ke telapak tangan mereka, dan menaburkan beras kunyit dalam bunga rampai kepada kedua pengantin. Setelah upacara ini selesai berarti telah selesai upacara inti perkawinan. Setelah itu tinggal melakukan upacara-upacara pendukung lainnya, seperti upacara nasehat perkawinan dan jamuan makan bersama.
· Mengarak pengantin lelaki Upacara ini bentuknya adalah mengarak pengantin laki-laki ke rumah orang tua pengantin perempuan. Tujuan dari upacara ini sebagai media pemberitahuan kepada seluruh masyarakat sekitar tempat dilangsungkannya perkawinan bahwa salah seorang dari warganya telah sah menjadi pasangan suami-istri. Di samping itu, tujuanya adalah memberitahukan kepada semua lapisan masyarakat agar turut meramaikan acara perkawinan tersebut, termasuk ikut memberikan doa kepada kedua pengantin. Upacara ini beragam bentuknya, tergantung adat yang berlaku di masing-masing daerah Melayu. Bernaung payung iram, diiringi rentak rebana dan gendang,pengantin laki-laki datang kepada dewi pujaan. Dalam upacara arak-arakan ini, yang dibawa adalah beragam alat kelengkapan. Namun, yang paling utama dibawa adalah jambar (di Riau lebih dikenal dengan semerit, pahar ,poha, dulang berkaki). Isi dalam jambar terdiri dari tiga unsur, yaitu: unsur kain baju atau pakaian dengan kelengkapan perias, unsur makanan, dan unsur peralatan dapur. Ketiga unsur tersebut mengandung makna tentang kehidupan manusia sehari-hari. Jumlah jambar ditentukan berdasarkan adat setempat, asalkan maknanya sesuai dengan nilai Islam. Jumlah 17 adalah sama dengan jumlah rukun shalat, jumlah 17 terkait dengan jumlah rakaat sehari semalam, dan jumlah 25 terkait dengan jumlah rasul pilihan. Sesampainya rombongan arak-arakan pengantin laki-laki di kediaman keluarga pengantin perempuan, kemudian dilanjutkan dengan upacara penyambutan. Dalam budaya Melayu, upacara penyambutan tersebut mempunyai makna yang sangat dalam. Oleh karenanya, pengantin laki-laki perlu disambut dengan penuh kegembiraan sebagai bentuk ketulushatian dalam menerima kedatangan mereka. Upacara pencak silat merupakan perlambang kepiawaian pengantin laki-laki menghadapi tantangan. Upacara penyambutan arak-arakan pengantin laki-laki biasanya bentuknya tiga macam, yaitu permainan pencak silat, bertukar tepak induk, dan berbalas pantun pembuka pintu. Dalam kegiatan permainan pencak silat, makna yang terkandung di dalamnya adalah bahwa pengantin laki-laki sebagai calon kepala rumah tangga perlu ditantang kejantanan dan kepiawainnya. Meski hanya sebagai simbol, pencak silat juga mengandung makna persahabatan dan kasih sayang yang dibungkus dengan jiwa kepahlawanan. Setelah permainan silat, rombongan pengantin melanjutkan perjalanannya, biasanya diteruskan dengan kegiatan perang beras kunyit antara pihak pengantin laki-laki dan pihak yang menyambutnya. Perang Beras Kunyit antar kedua pihak pengantin, bukan mengobarkan permusuhan, melainkan menyuburkan persaudaraan. Setelah permainan silat dan perang beras kunyit selesai, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan bertukar tepak induk. Kenapa tepak perlu ditukar? Sebab, simbol tepak melambangkan rasa tulus hati dalam menyambut tamu dan juga sebagai lambang persaudaraan. Isi dalam tepak berupa daun sirih, kapur, gambir, pinang, dan tembakau. Kegiatan ini dilakukan setelah rombongan pengantin laki-laki masuk ke halaman rumah pengantin perempuan. Kegiatan ini dapat dilakukan di dalam atau di luar rumah. Bertukar Tepak melambangkan ketulusan hati dan bersebatinya dua keluarga menjadi satu. Kegiatan terakhir dalam upacara langsung adalah berbalas pantun pembuka pintu yang dilakukan di ambang pintu rumah pengantin perempuan. Kegiatan ini bentuknya adalah saling bersahutan pantun antara pemantun pihak pengantin laki-laki dengan pemantun pihak pengantin perempuan yang disaksikan oleh Mak Adam. Fungsi dari kegiatan ini biasanya dipahami sebagai bentuk izin untuk memasuki rumah pengantin perempuan. Setelah Mak Adam atau pemantun pihak pengantin perempuan membuka kain penghalang pintu dan mempersilahkan tamu untuk masuk, maka kegiatan ini dianggap selesai. Berbalas pantun Pembuka Pintu menunjukkan adab sopan santun pengantin laki-laki memasuki kehidupan pengantin perempuan. Upacara Bersanding Acara bersanding merupakan puncak dari seluruh upacara perkawinan. Setelah pasangan pengantin berijab-kabul, pengantin laki-laki akan balik ke tempat persinggahannya untuk beristirahat sejenak. Demikian halnya pengantin perempuan perlu kembali ke balik bilik untuk istirahat juga. Setelah keduanya beristirahat kemudian dilangsungkan upacara bersanding. Wakil pihak pengantin perempuan menemui wakil pihak pengantin laki-laki dengan membawa sebuah bunga yang telah dihias dengan begitu indah. Bunga yang diberikan ini menandakan bahwa pengantin perempuan telah siap menanti kedatangan pengantin laki-laki ke tempat persandingan. Pengantin laki-laki kemudian dijemput untuk disandingkan dengan pasangannya.
· Bersanding Menyandingkan penganting laki-laki dengan pengantin perempuan yang disaksikan oleh seluruh keluarga, sahabat, dan jemputan. Inti dari kegiatan ini adalah mengumumkan kepada khalayak umum bahwa pasangan pengantin sudah sah sebagai pasangan suami-istri. Seperti halnya dilakukan dalam upacara akad nikah, dalam upacara langsung juga dilakukan tepuk tepung tawar untuk mengantisipasi jika ada yang belum sempat menyaksikannya pada upacara akad. Sebagaimana disebutkan dalam ungkapan adat sebagai berikut: Tiada saat seindah ketika bersanding di pelaminan, bertabur senyum, salam, dan sejahtera Apabila pengantin duduk bersanding Sampailah niat usailah runding Tanda pasangan sudah sebanding Hilanglah batas habis pendinding Dalam ungkapan adat lain disebutkan Pengantin bersanding bagaikan raja Disaksikan oleh tua dan muda Tanda bersatu kedua keluarga Pahit dan manis sama dirasa Kesimpulan Kebudayaan merupakan hasil budi manusia dalam berbagai bentuk dan menifestasinya yang di kenal sepanjang sejarah sebagai milik manusia yang tidak kaku melainkan selalu berkembang dan berubah membina manusia untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan. Salah satu bentuk daripada kebudayaan ini adalah adat istiadat. Adat istiadat merupakan sekumpulan aspek-aspek kebiasaan yang telah mendiami dalam sekelompok orang atau masyarakat. Salah satu bentuk dari istiadat ini pula berupa upacara adat istiadat perkawinan yang ada di kabupaten siak. Adat istiadat ini berpusat pada siak sri indrapura yang di susun dan di tata oleh seorang raja dan orang-orang besar kerajaan. Adat istiadat ini merupakan hasil warisan budaya siak dari upacara adat perkawinan raja-raja melayu yang dulunya sebagai pusat kerajaan melayu. Adat istiadat ini memiliki bentuk kesamaan dan mempunyai perbedaan yang berlaku di kawasan masing-masing. Upacara adat perkawinan ini terbagi dalam beberapa tahap upacara antara lain sebagai berikut.
- Merisik
- Meminang
- Hantaran Belanja ·
- Menggantung ·
- Malam berinai ·
- Berandam
- Akad nikah
- Berkhatam ·
- Menyembah
- Tepung tawar
- Mengarak pengantin laki-laki
- Bersanding
Seiring dengan berkembangnya zaman, kebudayaan tersebut berubah sedikit demi sedikit. Hal tersebut merupakan suatu sikap sekelompok dari orang untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya dan perubahan zaman.
1.6. TEMPAT WISATA
1. Istana Siak
Istana Siak pastinya menjadi objek wisata pertama yang wajib dikunjungi jika berlibur ke Siak Sri Indrapura. Di dalam istana ini, kita bisa melihat kemegahan kerajaan Siak Sri Indrapura pada masanya. Kita juga bisa mendengar langsung cerita sejarah kerajaan Siak termasuk silsilah sultan-sultannya yang masih berkaitan dengan kesultanan Malaysia.
Istana ini beroperasi setiap hari Senin sampai Minggu, mulai dari jam 9 pagi sampai jam 4 sore. Khusus hari Jum’at, istana ini tutup sementara mulai pukul 11 siang, dan akan buka kembali mulai pukul 2 siang. Harga tiket masuknya cukup murah, berkisar Rp3.000 untuk wisatawan domestik dan Rp10.000 untuk wisatawan mancanegara.
2. Masjid Syahabuddin
Masjid ini letaknya dekat sekali dengan Istana Siak. Hanya berjarak beberapa ratus meter saja. Masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Kabupaten Siak. Didirikan pada tahun 1926 di era Sultan al-Said al-Kasyim Abdul Jalil Saifuddin.
Jika sedang jalan-jalan di Siak, sempatkan mampir ke masjid ini untuk beribadah. Interior di dalamnya cakep banget. Didominasi warna putih dan hijau dengan lampu gantung yang berada di tengah ruangan menambah keindahan interior masjid ini.
Di dalam pekarangan masjid juga terdapat makam Sultan Syarif Kasim II yang merupakan sultan siak terakhir di kerajaan Siak.
3. Balai Kerapatan Adat
Balai Kerapatan Adat dibangun sekitar tahun 1888 atau tepatnya satu tahun sebelum Istana Siak dibangun. Di masa kerajaan, bangunan ini digunakan sebagai tempat berkumpulnya Sultan dan para staf untuk mendiskusikan hal-hal penting yang berkaitan dengan pemerintahan. Selain itu, dulu bangunan ini juga digunakan sebagai tempat persidangan.
Pintu utama Balai Kerapatan Adat ini adalah yang menghadap ke sungai. Karena dulu transportasi utama di Siak adalah kapal-kapal kecil yang melintas di sungai siak. Nah, jika persidangan sedang berlangsung, tersangka yang akan disidang naik ke ruang persidangan yang berada di lantai 2 melalui tangga utama, sedangkan keluarga yang mengantar berkumpul di sisi kanan dan kiri bangunan.
Untuk mengetahui apakah tersangka diputuskan bersalah atau tidak, pihak keluarga cukup menunggu di sisi tangga. Ada dua buah tangga yang terletak di sisi kanan dan kiri. Satunya tangga yang terbuat dari kayu dan satu lagi tangga dari besi. Jika putusannya tidak bersalah, maka tersangka turun dari tangga besi. Sebaliknya, jika bersalah maka tersangka turun dari tangga kayu dan langsung menuju penjara yang dulu terletak di sisi kiri gedung.
Saat ini Balai Kerapatan Adat ini digunakan sebagai museum. Kita bisa melihat beberapa peninggalan kerajaan di balai ini. Jangan lupa naik ke lantai 2 karena kita juga bisa melihat langsung diorama ruangan tempat berkumpulnya sultan dan ruangan-ruangan yang dulu dipergunakan sebagai tempat persidangan.
4. Klenteng Hock Siu Kiong & Bangunan Merah
Klenteng ini adalah salah satu klenteng tertua yang ada di Siak. Usianya 140 tahun. Klenteng ini terletak di kawasan pecinan atau juga dikenal dengan kawasan bangunan merah Siak Sri Indrapura. Kenapa disebut kawasan bangunan merah? Karena semua bangunan di kawasan ini memang dicat dengan warna merah!
Seluruh kawasan di Siak termasuk kawasan bangunan merah ini, bisa dibilang rapi dan bersih. Benar-benar tidak ada terlihat sampah sedikit pun. Jadi kita pun nyaman saat menyusuri kawasan ini. Oh ya, mayoritas penduduk yang tinggal di kawasan ini adalah etnis Tionghoa. Di momen-momen tertentu di malam hari, kita juga bisa menikmati lampion yang terpasang cantik di kawasan ini. Terutama saat perayaan imlek.
3. Kolam Hijau, Makam Raja Kecik & Makam Sultan Siak II
Sebagai tempat yang menyimpan cerita sejarah salah satu kerajaan terkaya di Indonesia, Siak pastinya banyak memiliki wisata sejarah. Salah satunya adalah kolam hijau ini. Konon dulunya kolam ini digunakan oleh pihak istana untuk membersihkan senjata-senjata usai perang. Waktu yang tepat untuk mengunjungi kolam hijau ini adalah saat musim hujan. Karena jika datang di musim kemarau, kemungkinan besar akan melihat kolam ini kering kerontang.
Tidak jauh dari lokasi kolam hijau ini, terletak pula makam Raja Kecik yang dulu mendirikan kerajaan Siak di Buantan. Di dalam kompleks makam ini, pengunjung juga bisa membaca sejarah kerajaan Siak dari buku yang disediakan di sana.
Selain makam Raja Kecik, makam Sultan Siak II atau yang dikenal dengan Tengku Buwang Asmara juga menjadi salah satu objek wisata sejarah yang wajib dikunjungi jika sedang berlibur di Siak Sri Indrapura.
6. Sunset di Pinggir Sungai
Menjelang senja, sempatkan diri untuk duduk-duduk di pinggir sungai sambil menikmati pemandangan matahari terbenam dengan latar belakang jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah. Jangan lupa untuk memesan air kelapa muda agar suasana senja di Siak terasa semakin menyenangkan.
7. Air Mancur Zapin Menari
Malam hari, sebelum beristirahat di hotel atau memutuskan pulang ke Pekanbaru, sempatkan mampir ke Taman Tengku Mahratu yang terletak persis di depan istana Siak. Setiap hari Sabtu dan Minggu, tepat pukul 21.00-21.30 wib, air mancur yang ada di taman ini akan ‘menari’ dengan irama musik melayu.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Comments